Sunday 20 January 2013


YOUTH SPIRITUALITY

by Vincent Wijaya
Aspek spiritual dalam kehidupan remaja tidak dapat dipisahkan dari aspek kehidupannya yang lain. Pada saat seseorang berkembang secara fisik, sosial, dan mental, kehidupan spiritualnya juga akan turut berkembang.  Sebagai contoh tingkat pemahaman anak remaja tentang Allah berbeda dengan tingkat pemahaman anak-anak.  Ini disebabkan karena perkembangan intelektual seorang remaja sudah lebih baik daripada ketika masih kanak-kanak.  
Seiring dengan perkembangannya, anak remaja juga mengalami perkembangan pola pikir termasuk pengetahuan teologisnya. Anak remaja memahami Allah sebagai bapa, penyelamat, dan tuan.  Mereka juga memahami doa sebagai suatu sarana berkomunikasi langsung kepada Allah secara pribadi.  Doa juga merupakan tempat untuk mengatakan hal-hal yang tidak dapat dikatakan kepada orang lain.  Remaja sudah dapat lebih memahami hal-hal yang abstrak seperti surga, neraka, jiwa, iblis, iman dan trinitas. 
Karena adanya peralihan dari masa kanak-kanak ke remaja, maka mereka mengalami berbagai pergumulan spiritual.  Kebanyakan remaja dewasa ini memiliki iman warisan yang berasal dari orang tuanya. Sejak kanak-kanak mereka hanya dituntut untuk hadir dan ikut dalam setiap kegiatan gereja tanpa adanya pemahaman yang jelas mengenai iman mereka. Hal ini membuat mereka bertumbuh dengan iman yang tidak berakar kuat dan seakan-akan para remaja merasa dipaksa untuk beriman oleh orangtua. Karena iman mereka bukan berasal dari keyakinan mereka sendiri, mereka jadi mempertanyakan apa yang selama ini mereka percayai. Walaupun tidak banyak, tetapi ada juga anak remaja yang tetap teguh imannya.  Pada masa-masa seperti ini remaja membutuhkan seseorang yang bisa menjadi sahabat sekaligus pembimbing kerohanian untuk memperteguh imannya kepada Allah.
Pada umumnya remaja memiliki semangat yang tinggi untuk selalu menaati peraturan demikian juga halnya perintah Allah dalam Alkitab.  Mereka berusaha menjalankan komitmen mereka untuk menaati perintah Tuhan, tetapi mereka juga sangat mudah untuk menjadi putus asa. Kegagalan dalam menaati perintah Tuhan yang sempurna membuat mereka merasa tidak mampu menjalankan komitmen mereka. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman yang diberikan kepada mereka tentang komitmen.  Bersedia menjalankan komitmen berarti tetap bertahan dalam kebenaran walaupun sulit dan sering gagal.  Pembimbing remaja perlu mengajarkan tentang prinsip-prinsip kehidupan Kristen yang sesuai dengan Alkitab yang realistis untuk dilakukan.
Pembimbing remaja perlu mengetahui bahwa remaja memiliki semangat untuk melayani di dalam gereja dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan gerejawi.  Pada masa remaja, mereka terdorong untuk mencari dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.  Akibatnya, seringkali remaja merasa sombong ataupun minder atas talenta yang ia miliki.  Pada masa ini, remaja perlu diberikan kesempatan untuk melayani Tuhan.  Mereka perlu dibimbing untuk mengerti bahwa keberadaan mereka sangat berarti dan Allah dapat menggunakan talenta mereka untuk kemuliaan-Nya. Perlu ditekankan kepada remaja bahwa talenta yang mereka miliki baik kecil maupun besar haruslah dipakai untuk kemuliaan Tuhan.
  Remaja memiliki kecenderungan untuk belajar dan menyerap apa yang mereka lihat dan rasakan, sehingga mereka seringkali meniru tingkah laku orang yang mereka kagumi atau orang terdekat mereka.  Oleh karena itu, pembimbing remaja perlu menjadi model yang dapat diteladani dan mengenalkan Yesus sebagai satu-satunya model yang sempurna untuk mereka teladani.
Pengenalan remaja akan dirinya sendiri sangat berpengaruh pada relasinya dengan orang lain.  Remaja yang memilki penghargaan diri yang baik akan memiliki hubungan yang baik dengan Allah dan sesama, mereka dapat dengan mudah mengasihi Allah.  Namun sebaliknya, apabila penghargaan diri seorang remaja tidak baik, maka relasinya dengan Tuhan dan orang lain juga akan tidak baik.  Ia akan sulit mengerti kasih Tuhan dan sulit mengasihi serta menerima kasih dari orang lain.
Pergumulan lainnya adalah berani mengakui imannya terhadap Kristus bukanlah perkara yang mudah untuk anak muda masa kini.  Dalam mengakui imannya, remaja harus mempertaruhkan popularitas dan keinginannya untuk diterima.  Ketika mereka mempertahankan iman, ada kemungkinan mereka akan diejek, dianggap sok suci bahkan dikucilkan.  Hal ini mengakibatkan remaja memiliki dua kehidupan yang berbeda, ketika di gereja dan ketika di sekolah.  Sesungguhnya remaja perlu diperlengkapi dengan Firman Tuhan yang kontekstual terhadap kehidupannya, mereka perlu diberi pengertian bagaimana seharusnya menjadi seorang Kristen yang memiliki iman yang benar dan yang kehidupan serupa Kristus di dalam segala aspek kehidupan remaja.
Remaja lebih sering berganti gereja untuk mencari komunitas yang sesuai karena pada usia remaja sangat penting sebuah penerimaan dan komunitas dapat menjadi identitas mereka. Komunitas yang sewarna dengan mereka membuat mereka nyaman dan merasa menjadi diri mereka sendiri.   Dalam hal ini juga penting untuk seorang pembina dapat mengarahkan anak remaja untuk mempunyai komunitas tetap agar para remaja memiliki komunitas yang sehat dan saling menopang.  Sehingga bukan komunitas sempurna yang dicari melainkan sosok Kristus yang dicari dalam sebuah komunitas.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan spiritualnya.   Hal ini dikarenakan pada masa remaja pemikiran teologis remaja mulai mengarah pada tahap yang lebih kompleks.  Oleh karena itu, remaja memerlukan pembimbing yang dapat mengarahkan mereka kepada pemahaman teologis yang benar. Ketika remaja memiliki pemahaman teologis yang benar, spiritualitas mereka akan berkembang semakin meneladani Kristus. 

No comments:

Post a Comment