Sunday 20 January 2013


UpSsSs I did It again!!!

TEEN and YOUTH RELATION BOUNDARIES

Pendahuluan
Masyarakat baru atau modern, berkembang sesudah zaman R.A. Kartini. Masyarkat baru adalah masyarakat yang terbuka dan bersifat lebih dinamis, senantiasa dalam gerak dan perubahan. Dalam masyarakat baru dan dinamis itu ada banyak kesempatan untuk bergaul antara pemuda dan pemudi. Dengan kesempatan bergaul yang lebih banyak antara pemuda dan pemudi, bertumbuh juga jumlah bahaya dalam pergaulan mereka[1]. Khususnya mengenai hubungan relasi antara pria dan wanita.
Pasangan yang sedang menjalin hubungan terkadang lupa dengan batas-batasnya sampai mana dia boleh intim dengan pasanganya. Ada yang mengatakan bahwa intim itu indentik dengan htbungan tubuh atau kontak tubuh bahkan hubungan seksual.[2] Terdapat berbagai macam hubungan intim di dalam kehidupan kita. Kita bisa berhubungan intim dengan teman, anggota keluarga, rekan kerja; tetapi hubungan intim yang paling mendalam dan paling berarti (di luar hubungan seorang Kristen dengan Tuhan), adalah hubungan intim suami dan istri yang tidak hanya berbagi hati mereka tetapi juga tubuh mereka, dalam keintiman seksual.[3]
Batasan-batasan yang sehat adalah kunci untuk menjaga kebebasan, tanggung jawab dan pada akhirnya cinta dalam kehidupan pacaran. Menegakkan dan menjaga batas-batas yang baik dapat berguna bukan saja untuk menyembuhkan hubungan yang buruk, tetapi juga membuat hubungan yang baik tambah lebih baik lagi.[4] Dalam tulisan ini penulis akan memaparkan dalam tulisannya mengenai; apa batasan itu dan bagaimana fungsinya dalam hubungan pacaran, keintiman dalam pacaran, penilaian Alkitab terhadap pacaran, tujuan terpacaran, keuntungan dari berpacaran dan akibat dosa dalam berpacaran.

Batas Wilayah
Kita mungkin merasa tidak nyaman ketika mendengar kata batas. Bagi beberapa orang, batas mungkin membangkitkan citra tembok, penghalang pada keintiman. Namun tidaklah demikian, jika kita memahami apa batas-batas itu dan kegunaannya. Secara sederhana, garis batas adalah batas wilayah. Seperti pagar fisik yang menandai batas perkarangan kita dan perkarangan tetangga. Batas wilayah pribadi membedakan apa yang menjadi wilayah emosional atau pribadi kita dengan apa yang menjadi wilayah orang lain.

Fungsi Batas Wilayah
Batas wilayah memiliki dua fungsi. Fungsi pertama, memberi kita difinisi. Batas wilayah menunjukkan siapa kita, apa yang kita sukai, apa yang kita setujui ataupun sebaliknya yang tidak kita setujui. Fungsi kedua, untuk melindungi kita. Batas wilayah menjaga agar hal-hal yang baik tetap di dalam dan hal-hal yang buruk tetap di luar. Apabila kita tidak mempunyai batasan yang jelas pengaruh buruk dapat mempengaruhi kita. Kencan dan pacaran akan jauh lebih baik jika kita mempunyai batasan yang tegas. [5]

Keintiman Dalam Pacaran
Berpacaran mempunyai ciri khas yaitu eksklusif. Ada perasaan “Dia khusus bagi saya dan saya khusus bagi dia”. Perhatian kepada orang lain tidak sama dengan perhatian kita terhadap pacar baik dalam kuantitas maupun kualitas. Keintiman kedua orang itu mulai tampak. Dua hal yang erat hubungannya dengan keintiman diantara mereka adalah waktu dan tempat.
A.    Keintiman dan Waktu
Makin lama seseorang berpacaran makin tinggi pula keintiman keduanya. Keintimana erat hubunganya dengan komunitas dan ransangan. Kalau komunitas keduanya bersifat pribadi tentang hal-hal intim, tentu keintiman mereka akan cepat naik. Sebaliknya kalau mereka menghabiskan waktunya di gereja, misalnya mengikuti pedalaman Alkitab atau aktif melakukan kegiatan, misalnya kegiatan pencinta alam, maka keintiman mereka tidak akan naik cepat. Meskipun hanya keintiman fisik, godaan menjadi sangat tinggi untuk berhubungan seks.
B.     Keintiman dan Tempat
Tempat yang “rahasia” sangat membantu naiknya keintiman, tempat rahasia di mana pasangan tersebut dapat berpacaran dan berbuat apa saja secara bebas tanpa kontrol orang lain atau tanpa dilihat orang lain.[6] Semua orang yang berpacaran akan tergoda secara alamia, jadi kita harus melawan dengan membiasakan bertemu di tempat terbuka.[7]

Penilaian Alkitab Terhadap Pacaran
Di dalam Alkitab tidaklah melarang seseorang untuk menjalin hubungan atau berpacaran, karena manusia diciptakan berpasang-pasangan yaitu laki-laki dan perempuan. Menurut Scott Kirby, ada 4 hal penting dalam Kejadian 2:18-25 yang dapat dipelajari mengenai pasangan Kristen:[8]
1.      Tidak Baik Kalau Manusia Itu Seorang Diri
Tuhan menciptakan seorang laki-laki dengan menaruh suatu kebutuhan akan seorang perempuan dalam dirinya. Oleh karena itu, perasaan tertarik kepada lawan jenis merupakan hal yang wajar dan sehat. Baik laki-laki maupun perempuan diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain.
2.      Tuhan Menciptakan Perempuan Dari Lelaki
Perempuan diciptakan khusus untuk laki-laki yang menjadi pasangannya. Dari kisah Ad`m, Allah mengambil sebuah tulang rusuknya kemudian membentuk seorang perempuan. Maka dari itu, Allah menciptakan perempuan dari tulang rusuk laki-laki bukan supaya perempuan diinjak-injak, melainkan perempuan sederajat dengan laki-laki diciptakan untuk dilindungi dan untuk dikasihi.
3.      Tuhan Membawa Perempuan Itu Kepada Laki-Laki
Alkitab mengatakan bahwa sesudah Tuhan menciptakan perempuan itu, ia membawanya kepada Adam. Ketika Adam bertemu dengan perempuan itu ada ungkapan sukacita yang terdapat pada ayat 23.
4.      Tuhan Menciptakan Seks
Dari ayat 24, Alkitab mengungkapkan bahwa Tuhan menciptakan seks dan memberkatinya. Tuhan memiliki pandangan yang positif terhadap seks. Seks dalam hubungan yang benar merupakan bagian dari kehendak Allah yang sempurna. Hubungan seks hanya benar jika dilakukan dalam hubungan pernikahan (Ibr. 13:4; 1 Kor. 7:1, 2).





Tujuan Berpacaran
Berpacaran merupakan sesuatu proses yang indah jika dijalani dengan tepat. Sekarang yang menjadi pertanyaanya adalah, “apakah yang menjadi tujuan berpacaran itu sendiri?”. Menurut Scott Kirby, ada 5 tujuan dasar dari berpacaran :[9]
1.      Untuk Mengalami Pertumbuhan Rohani
Setiap orang memiliki sisi-sisi yang kasar dalam hidupnya yang perlu dibentuk dan diratakan. Dalam berpacaran yang bertumpu pada Tuhan Yesus, orang akan dapat menemukan kelebihan dan kelemahan dalam hidupnya serta dapat mengetahui bagian mana dalam hidupnya yang perlu untuk diperbaiki. Pacaran seharusnya membawa seseorang kepada kedekatan kepada Tuhan.
2.      Untuk Belajar Bagaimana Berkomunikasi Dengan Lawan Jenis
Komunikasi merupakan seni yang harus dipelajari. Pacaran merupakan sebuah kesempatan untuk belajar membuka diri kepada orang lain.
3.      Untuk Memenuhi Kebutuhan Mencintai dan Dicintai
Selain manusia memiliki kebutuhan secara biologis, manusia juga memiliki kebutuhan dasar lainnya yaitu kebutuhan untuk mencintai dan dicintai. Dalam berpacaran, di situlah seseorang belajar memberi dan menerima kasih.
4.      Untuk Menikmati Masa Yang Indah dan Untuk Bersantai
Masa berpacaran dapat menjadi begitu serius sehingga tidak ada lagi keceriaan. Namun, yang seharusnya terjadi adalah masa berpacaran adalah masa yang indah dimana masa seseorang dapat bersantai dan tidak tegang bersama orang yang dikasihi.
5.      Untuk Mendapatkan Gambaran Yang Benar Tentang Pacar Kita
Pada hakekatnya, seseorang menikah dengan orang yang pernah menjalin relasi khusus dengannya. Pada masa berpacaran inilah seseorang secara tidak sadar sedang memutuskan hal-hal apa saja yang ingin dia dapati dari seorang calon teman hidupnya.
Sedangkan menurut Dr. Henry Cloud dan Dr. John Townsend, berpacaran memiliki tujuan agar pemuda atau pemudi dapat semakin bertumbuh, dapat membantu mereka untuk menemukan pasangan yang tepat, serta dapat membawa mereka menjadi orang yang lebih dewasa dalam rohani.[10]
Keuntungan Dari Berpacaran
Di bawah ini terdapat beberapa keuntungan berpacaran yang dipaparkan oleh Dr. Henry Cloud dan Dr. John Townsend:[11]
·         Memberi Orang Kesempatan Untuk Belajar Tentang Diri Mereka, Orang Lain, dan Relasi Dalam Konteks yang Aman.
Apabila dilakukan dengan benar, masa pacaran adalah masa inkubasi untuk mengenal lawan jenis, perasaan seksual sendiri, batas-batas moral, dan selera seseorang tentang orang lain. Pacaran memberi orang tempat untuk bertumbuh dan belajar dalam keamanan orang-orang yang dapat membantu mereka berkembang.
·         Memberi Konteks Untuk Membenahi Masalah-Masalah
Masa pacaran merupakan suatu ruang untuk menemukan bahwa apa yang mereka kira mereka hargai dalam diri seseorang, mungkin bukan hal yang akan mereka hargai dalam jangkah waktu yang panjang.
·         Membantu Membangun Keterampilan Membina Hubungan
Hubungan yang intim memerlukan kerja keras dan banyak keterampilan. Masa pacaran memberikan kesempatan untuk belajar tentang hubungan itu sendiri dan bagaimana mereka berfungsi dalam sebuah hubungan.
·         Membantu Menyembuhkan dan Memperbaiki
Tuhan menggunakan hubungan untuk menyembuhkan dan mengubah seseorang. Seseorang dapat memiliki hubungan pacaran yang baik ketika orang tersebut mau belajar, mau disembuhkan, mau bertumbuh, dan mau berkembang. Meskipun hubungan itu tidak sampai ke pernikahan.
·         Pacaran Itu Relasional dan Memiliki Nilai Dalam Dirinya Sendiri
Pacaran merupakan suatu usaha untuk mengenal pasangannya, di mana mereka saling memberi dan menerima dengan cara yang benar. Usaha untuk mengenal orang lain secara mendalam ini adalah cinta. Ini adalah suci dan baik. Ketika dua orang lajang saling mencintai, memberi, dan berbagi sesuatu dalam hidup, walaupun hubungan mereka memiliki keterbatasan baik dalam tubuh maupun hati, itu merupakan sebuah nilai.


·         Membantu Seseorang Belajar Apa Yang Ia Sukai Pada Lawan Jenis
Tidak semua orang tahu orang seperti apa yang ia sukai dan orang seperti apa yang cocok dengannya. Masa pacaran akan memberi seseorang konteks untuk bertemu dan menghabiskan waktu dengan berbagai jenis orang sehingga dapat membuat mereka menemukan apa yang mereka sukai, apa yang mereka butuhkan, dan apa yang baik bagi mereka.
·         Memberi Konteks Untuk Mempelajari Pengendalian Diri Seksual dan Penundaan Kepuasan Lainnya
Pacaran yang baik akan memberi seseorang kesempatan untuk memiliki hubungan dan menghindari seks. Pengendalian ini akan memberikan suatu yang beharga bagi perkawinan, di mana relasi dan melakukan yang terbaik bagi orang lain lebih penting daripada pemuasan diri dan ekspresi seksual. Berpacaran dalam batasan-batasan yang Tuhan berikan membuat orang belajar bagaimana berhubungan satu dengan yang lain sambil menghindari pengungkapan seksual.

Akibat Dosa Dalam Berpacaran[12]
Persetubuhan pertama yang disertai perasaan berdosa ini biasanya sangat mengecewakan. Di mana mereka dihinggapi ketakutan, perawasaan was-was dan disertai rasa bersalah yang dalam. Sebagai resikonya ada akibat yang harus mereka tanggung, ada akibat langsung dan akibat jangkah panjang dari dosa tersebut.
A.    Akibat Langsung
Akibat bagi si gadis ialah di mana kini ia sudah tidak perawan lagi, timbul di dalam pikirannya akan ketakutan-ketakutan terhadap pacarnya. Sang gadis mulai ragu-ragu dan cemas. Apakah pacarnya akan tetap setia kepadanya? Ia juga takut kalau-kalau ia hamil. Ia mulai kehilangan kepercayaan terhadap pacarnya.
Akibat bagi si pria, ia akan kehilangan makna seks yang sesungguhnya. Ia akan dihantui pertanyaan “apa hanya begitu saja? Apabila menikah dengan dia, apakah akan demikian saja seumur hidup?” pandangan terhadap pacarnya juga akan mengalami perubahan drastis. Pacarnya yang semula nampak murni, suci, gadis ideal, wanita idaman, calon istri yang terbaik, calon bagi anak-anaknya, sekarang nampak rendah dan murahan.
Kedua pihak akan kehilangan rasa kebanggaan terhadap dirinya sendiri. Si gadis sekarang merasa murahan dan tidak suci lagi, si pria merasa egois dan mementingkan diri sendiri. Hal Ini akan membuat mereka mudah untuk membenci pacarnya masing-masing. Banyak pria meninggalkan pacarnya setelah berhubungan seks, ini kerap kali disebabkan sang pria masih menghendaki pengantin yang perawan sebelum menikah. Kebencian yang timbul pada pasangan setelah melakukan hubungan seks disebabkan adanya perasaan muak, benci dan hilangnya penghargaan pada di gadis itu, karena mengangapnya “gampangan” dan “murahan”. Dalam Alkitab khususnya kitab II Samuel diceritakan bahwa Tamar seorang gadis yang masih perawan, Amnon jatuh cinta pada Tamar. Tetapi ketika Amnon menyetubuhi Tamar timbulah kebencian yang sangat besar terhadap Tamar  yang sebelumnya gadis yang sangat dicintainya itu.[13]
B.     Akibat Jangka Panjang
Ada dua kemungkinan kelanjutan dari perbuatan dosa itu yakni pertama hubungan mereka putus dan kedua hubungan mereka lanjutkan hingga menikah:
Pertama, hubungan putus. Karena kehilangan penghargaan dan timbul kebencian terhadap pacar, kemungkinan hubungan mereka putus itu ada. Perbuatan dosa pada masa lampau sangat merugikan si gadis dan hubungannya dengan pria di masa mendatang. Sebuah permasalahan yang terjadi ketika ia membina hubungan dengan pria lain, apakah ia harus memberitahukan peristiwa yang dialami, adanya ketakutan akan ditinggalkan, ditolak ketika pria tersebut mengetahuinya. Kebanyakan pria akan sulit untuk menerima pacarnya yang adalah “bekas” dari laki-laki lain.
Kedua, hubungan tetap dilanjutkan sampai pernikahan. Hubungan muda-mudi yang sudah melakukan dosa persetubuhan sebelum menikah dapat saja dilanjutkan sampai mereka masuk pada pernikahan. Tetapi pernikahan seperti ini kemungkinan besar diracuni oleh perbuatan dosa masa lalu.[14] Pasangan kita tidak lagi menjadi orang yang kita kagumi, dia sudah menjadi orang yang cacat dan celakahnya kitalah yang membuat dia cacat[15]. Kedua pihak tidak dapat saling mempercayai secara penuh. Apabila mereka bertengkar, dosa masa lampau akan mewarnai bahkan mempertajam perselisian itu.[16]

Penutup
Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan supaya mereka dapat saling mengasihi dan melengkapi satu dengan yang lain. Namun, dalam relasi khusus mereka sebagai pemuda dan pemudi Kristen hendaklah mereka selalu mempunyai kerinduan dan tujuan untuk menyenangkan Tuhan karena hal itulah yang menjadi dasar dalam hubungan berpacaran mereka.
Proses berpacaran sangat perlu bagi setiap pemuda sebelum mereka masuk di dalam sebuah pernikahan. Di dalam proses berpacaran banyak sekali memiliki keuntungan, jika hal itu dilakukan dengan baik. Sebaliknya, jika dalam proses berpacaran tidak dilakukan dengan baik banyak resiko yang harus di tanggung, baik jangkah pendek maupun jangkah panjang. Menjaga keintiman selama proses berpacaran sangatlah penting, di mana pasangan harus menempatkan batasan-batasan yang jelas selama berpacaran.
Kiranya melalui pemaparan dari tulisan ini, dapat menjadi sebuah pembelajaran bagi kawula muda Kristen yang sedang berpacaran ataupun yang belum, agar mereka dapat menjaga keintiman selama berpacaran dengan baik, tanpa melewati batasan-batasan yang seharusnya. Dan bagi para pembina pemuda untuk dapat memberikan bimbingan khusus bagi pemuda-pemudinya  yang sedang menjalin relasi khusus atau berpacaran.

DAFTAR PUSTAKA

Cloud, Henry dan John Townsend.  Batas-Batas dalam Kencan dan Pacaran. Batam: Interaksara, 2004.
Gunadi, Paul.  Membatasi Keintiman Selama Pacaran.  Malang: SAAT, 2004. 
Harris, Joshua.  I Kissed Dating Goodbye.  Jakarta: Immanuel, 2005.
Kirby, Scott.  Berkencan Dunia Kawula Muda.  Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2004.
Triana, Jonathan A.  Berpacaran dan Memilih Teman Hidup.  Bandung: Kalam Hidup, 1987.

Jurnal
C. Notohamidjojo, “Etika Dan Pergaulan Pemuda-Pemudi,” Jurnal Gema Bimbingan 3/2 (1974) 3-14.


[1]C. Notohamidjojo, “Etika Dan Pergaulan Pemuda-Pemudi,” Jurnal Gema Bimbingan 3/2 (1974) 6.
[2]Paul Gunadi, Membatasi Keintiman Selama Pacaran (Malang :SAAT, 2004) 5.
[3]Joshua Harris, I Kissed Dating Goodbye. (Jakarta :Immanuel, 2005) 18.
[4]Henry Cloud dan John Townsend, Batas-Batas dalam Kencan dan Pacaran. (Batam: Interaksara, 2004) 26.
[5]Ibid. 25-28
[6]Jonathan A. Triana, Berpacaran dan Memilih Teman Hidup (Bandung: Kalam Hidup, 1987) 17.
[7]Gunadi, Membatasi 15.
[8]Scott Kirby, Berkencan dunia kawula muda (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 2004) 9-14.
[9]Ibid. 16-19.
[10]Cloud dan Townsend, Batas-Batas 9.
[11]Ibid. 14-19.
[12]Trisna, Berpacaran 31.
[13]II Samuel 13:1-17
[14]Trisna, Berpacaran 40.
[15]Gunadi, Membatasi 12
[16]Trisna, Berpacaran 40.

No comments:

Post a Comment