YOUTH SPIRITUALITY
by Vincent Wijaya
Aspek spiritual dalam
kehidupan remaja tidak dapat dipisahkan dari aspek kehidupannya yang lain. Pada
saat seseorang berkembang secara fisik, sosial, dan mental, kehidupan
spiritualnya juga akan turut berkembang.
Sebagai contoh tingkat pemahaman anak remaja tentang Allah berbeda
dengan tingkat pemahaman anak-anak. Ini
disebabkan karena perkembangan intelektual seorang remaja sudah lebih baik
daripada ketika masih kanak-kanak.
Seiring dengan
perkembangannya, anak remaja juga mengalami perkembangan pola pikir termasuk
pengetahuan teologisnya. Anak remaja memahami Allah sebagai bapa, penyelamat,
dan tuan. Mereka juga memahami doa
sebagai suatu sarana berkomunikasi langsung kepada Allah secara pribadi. Doa juga merupakan tempat untuk mengatakan
hal-hal yang tidak dapat dikatakan kepada orang lain. Remaja sudah dapat lebih memahami hal-hal
yang abstrak seperti surga, neraka, jiwa, iblis, iman dan trinitas.
Karena adanya peralihan
dari masa kanak-kanak ke remaja, maka mereka mengalami berbagai pergumulan spiritual. Kebanyakan remaja dewasa ini memiliki iman
warisan yang berasal dari orang tuanya. Sejak kanak-kanak mereka hanya dituntut
untuk hadir dan ikut dalam setiap kegiatan gereja tanpa adanya pemahaman yang
jelas mengenai iman mereka. Hal ini membuat mereka bertumbuh dengan iman yang
tidak berakar kuat dan seakan-akan para remaja merasa dipaksa untuk beriman
oleh orangtua. Karena iman mereka bukan berasal dari keyakinan mereka sendiri,
mereka jadi mempertanyakan apa yang selama ini mereka percayai. Walaupun tidak
banyak, tetapi ada juga anak remaja yang tetap teguh imannya. Pada masa-masa seperti ini remaja membutuhkan
seseorang yang bisa menjadi sahabat sekaligus pembimbing kerohanian untuk
memperteguh imannya kepada Allah.
Pada umumnya remaja
memiliki semangat yang tinggi untuk selalu menaati peraturan demikian juga
halnya perintah Allah dalam Alkitab.
Mereka berusaha menjalankan komitmen mereka untuk menaati perintah
Tuhan, tetapi mereka juga sangat mudah untuk menjadi putus asa. Kegagalan dalam
menaati perintah Tuhan yang sempurna membuat mereka merasa tidak mampu
menjalankan komitmen mereka. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman yang
diberikan kepada mereka tentang komitmen.
Bersedia menjalankan komitmen berarti tetap bertahan dalam kebenaran walaupun
sulit dan sering gagal. Pembimbing
remaja perlu mengajarkan tentang prinsip-prinsip kehidupan Kristen yang sesuai
dengan Alkitab yang realistis untuk dilakukan.
Pembimbing remaja perlu
mengetahui bahwa remaja memiliki semangat untuk melayani di dalam gereja dan
ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan gerejawi. Pada masa remaja, mereka terdorong untuk
mencari dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka. Akibatnya, seringkali remaja merasa sombong
ataupun minder atas talenta yang ia miliki.
Pada masa ini, remaja perlu diberikan kesempatan untuk melayani
Tuhan. Mereka perlu dibimbing untuk
mengerti bahwa keberadaan mereka sangat berarti dan Allah dapat menggunakan
talenta mereka untuk kemuliaan-Nya. Perlu ditekankan kepada remaja bahwa
talenta yang mereka miliki baik kecil maupun besar haruslah dipakai untuk
kemuliaan Tuhan.
Remaja memiliki kecenderungan untuk belajar
dan menyerap apa yang mereka lihat dan rasakan, sehingga mereka seringkali
meniru tingkah laku orang yang mereka kagumi atau orang terdekat mereka. Oleh karena itu, pembimbing remaja perlu
menjadi model yang dapat diteladani dan mengenalkan Yesus sebagai satu-satunya
model yang sempurna untuk mereka teladani.
Pengenalan remaja akan
dirinya sendiri sangat berpengaruh pada relasinya dengan orang lain. Remaja yang memilki penghargaan diri yang
baik akan memiliki hubungan yang baik dengan Allah dan sesama, mereka dapat
dengan mudah mengasihi Allah. Namun
sebaliknya, apabila penghargaan diri seorang remaja tidak baik, maka relasinya
dengan Tuhan dan orang lain juga akan tidak baik. Ia akan sulit mengerti kasih Tuhan dan sulit
mengasihi serta menerima kasih dari orang lain.
Pergumulan lainnya
adalah berani mengakui imannya terhadap Kristus bukanlah perkara yang mudah
untuk anak muda masa kini. Dalam
mengakui imannya, remaja harus mempertaruhkan popularitas dan keinginannya
untuk diterima. Ketika mereka
mempertahankan iman, ada kemungkinan mereka akan diejek, dianggap sok suci
bahkan dikucilkan. Hal ini mengakibatkan
remaja memiliki dua kehidupan yang berbeda, ketika di gereja dan ketika di
sekolah. Sesungguhnya remaja perlu
diperlengkapi dengan Firman Tuhan yang kontekstual terhadap kehidupannya,
mereka perlu diberi pengertian bagaimana seharusnya menjadi seorang Kristen
yang memiliki iman yang benar dan yang kehidupan serupa Kristus di dalam segala
aspek kehidupan remaja.
Remaja lebih sering
berganti gereja untuk mencari komunitas yang sesuai karena pada usia remaja
sangat penting sebuah penerimaan dan komunitas dapat menjadi identitas mereka.
Komunitas yang sewarna dengan mereka membuat mereka nyaman dan merasa menjadi
diri mereka sendiri. Dalam hal ini juga
penting untuk seorang pembina dapat mengarahkan anak remaja untuk mempunyai
komunitas tetap agar para remaja memiliki komunitas yang sehat dan saling
menopang. Sehingga bukan komunitas
sempurna yang dicari melainkan sosok Kristus yang dicari dalam sebuah
komunitas.
Jadi dapat kita
simpulkan bahwa masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan
spiritualnya. Hal ini dikarenakan pada
masa remaja pemikiran teologis remaja mulai mengarah pada tahap yang lebih
kompleks. Oleh karena itu, remaja
memerlukan pembimbing yang dapat mengarahkan mereka kepada pemahaman teologis
yang benar. Ketika remaja memiliki pemahaman teologis yang benar, spiritualitas
mereka akan berkembang semakin meneladani Kristus.
No comments:
Post a Comment