Saturday 27 July 2013

Tahukah kamu siapa MICHAEL W. Apple ?

Michael W. Apple

            Michael w. Apple adalah seorang teoritikus pendidikan terkemuka dan tokoh yang berpengaruh dalam pendidikan kritis. Ia dan beberapa rekannya membuat beberapa kajian mengenai persoalan-persoalan pendidikan yang sangat penting mulai dari pendidikan guru sampai kurikulum, pengujian pengelolaan, dan pembiayaan pendidikan. Namun pengajarannya terfokus pada teori dan penelitian kurikulum serta sosiologi umum. Karyanya mendalami hubungan antara kebudayaan dan kekuasaan di sekolah dengan menekankan bahaya dan kelemahan kurikulum yang ditunggangi kepentingan bisnis pada kebanyakan distrik sekolah. Ia percaya bahwa praktik-praktik demokratis harus diwujudkan di sekolah publik dengan cara-cara yang juga mencerminkan cita-cita demokratis untuk masyarakat yang lebih luas.
            Apple melihat pendidikan sebagai bagian dari proses perubahan karakter masyarakat kapitalis dan menyelidiki konteks sekolah yang lebih luas dalam masyarakat (sosioekonomi, politik, kebudayaan, sejarah).            Keberagaman menghambat kosensus pada pelbagai persoalan. Latar belakang sosial, politik, ekonomi, agama, dan etnik mempengaruhi penentuan bahan pelajaran-dengan alasan apa untuk tujuan apa-dan perspektif siapa yang menjadi pendapat “resmi” serta harus diikuti.
            Karena berbagai persoalan tersebut, Apple memberi makna pada gagasan “pendidikan untuk semua orang”. Salah satu sumbangannya yang terbesar adalah penjelasannya yang jujur dan tegas ketika mengungkap ketidakseimbangan sosial, politik, dan ekonomi pada pendidikan publik di AS serta Negara-negara kapitalis lain. Berbeda dengan kebanyakan teoritikus atau pemikir pendidikan (yang sering menganggap teori terpisah dengan praktiknya, atau menjelaskan persoalan pendidikan lokal dan nasional terlepas dari masyarakat), Apple menghubungkan teori, praktik, sekolah, politik, ekonomi, dan masyarakat. Ia memadukan “yang global dengan yang lokal” untuk menunjukkan apa yang mempengaruhi proses pendidikan.
           
            Seiring dengan itu, Apple juga mengkaji penerapan ideologi dan taktik konsevartif pada kebajikan kurikulum dan pemakaian buku pegangan. Kurikulum tidak pernah menjadi susunan pengetahuan yang netral. Kurikulum selalu menjadi bagian dari tradisi tertentu, pilihan khusus, atau visi kelompok tentang pengetahuan yang sah. Keputusan untuk menentukan pengetahuan suatu kelompok sebagai pengetahuan yang paling sah atau pengetahuan resmi, sedangkan pengetahuan kelompok lain diabaikan, sehingga memperlihatkan siapa yang berkuasa dalam masyarakat.            
            Selain itu Apple menyebutkan keterlibatan perusahaan swasta dan kalangan bisnis dalam pembuatan kurikulum didasarkan pada kepentingan pribadi, bukan perhatian pada kesenjangan anak didik. Perusahaan menekankan pelatihan anak didik sebagai pekerja dan konsumen, bukan mendukung program yang membantu anak didik untuk mengatur diri mereka sendiri dan memberikan penilaian yang baik.
            Salah satu perhatian utama Apple adalah bagaimana pengetahuan diproduksi, “disensor”, diberikan secara berbeda-beda kepada kelompok-kelompok tertentu, dan akhirnya diakumulasi oleh kelompok yang berkuasa dalam kapitalisme. Apple meneliti pula upaya yang dilakukan oleh sektor swasta yang berorientasi laba untuk menyusupkan kepentingannya ke sekolah, distribusi pengetahuan selektif yang tak seimbang antara kelompok dominan dan kelompok subordinat, dan dampak dari semua persoalan tersebut terhadap kebijakan pendidikan serta penerapannya.
            Namun Apple percaya bahwa kontroversi dalam pendidikan terutama berkenaan dengan peran yang seharusnya dimainkan pendidikan dalam pengembangan demokrasi akan mempersiapkan warga negara untuk menilai dan mengatasi konflik serta ketidakpastian yang inheren dalam masyarakat. Selain itu ia juga menegaskan perlunya pengamatan atas kondisi keadilan sosial oleh anak didik di sekolah sebagai lawan dari determinisme yang diciptakan oleh sekolah.

            Michael W Apple banyak menyoroti ketidakmerataan kebijakan-kebijakan pendidikan yang berdasar pada kepentingan pribadi-pribadi tertentu, ia sangat peduli terhadap pelaksanaan pendidikan yang demokratis. Pandangan-pandangannya yang membukakan cara pandang banyak orang mengenai pendidikan memang sangat baik, namun  Apple tidak dapat berbuat banyak dalam hal usaha mengubah penyimpangan-penyimpangan yang ada. Ia lebih menuntut warga masyarakat sendiri yang menilai dan mengatasi konflik-konflik tersebut. Ketidakberdayaan Apple dalam mengubah kesalahan-kesalahan yang ada memang patut dimaklumi, perubahan secara keseluruhan dari kebijakan pendidikan yang salah memang sulit dan memerlukan suatu kekuatan dan sinergi yang besar. Mungkin ini yang menyebabkan Apple lebih mengusahakan perubahan tersebut melalui media.

            Apple memang memperhatikan kemerataan kebijakan pendidikan dengan mengumandangkan “pendidikan untuk semua orang”, namun ia melupakan kebutuhan holistik siswa yang sebenarnya merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan mereka secara pribadi. Pandangannya lebih bersifat liberal dan tidak menekankan pendidikan secara agamawi, ia mementingkan kebebasan dan keadilan semua orang dalam mendapatkan pendidikan tetapi kurang memperhatikan kebutuhan murid sebenarnya yang perlu diberi konsep-konsep religius.

No comments:

Post a Comment