Saturday 27 July 2013

POST MODERNISM

POSTMODERNISME
           
            Postmodernisme adalah suatu paham yang lahir akibat dari ketidak-puasan yang timbul karena modernisme. Paham modernisme, yang memandang bahwa segala sesuatu berpusat pada perkembangan ilmu pengetahuan; pada awalnya digadang-gadang bakal menjadi suatu tumpuan dalam memulai era baru bagi manusia untuk mencapai kemakmuran , kebahagiaan dan kedamaian yang utuh. Namun diluar dugaan, peperangan dan pertikaian malah timbul melalui dasar pemahaman ini. Inilah yang mendorong terciptanya suatu paham baru yang sebenarnya tidak jauh beda keburukannya dengan modernisme.
             Paham Postmodernisme intinya menyangkal keberadaan kebenaran yang absolut, tidak ada kebenaran mutlak yang juga mencakup kebenaran secara keseluruhan umat manusia, kebenaran adalah absolut hanya bagi seorang pribadi. Walaupun sekilas terkesan sama dengan humanisme/eksistensialisme, namun sebenarnya berbeda. Martin Heidegger, seorang filsuf yang pandangannya dianggap sebagai akar dari paham postmodernisme, berkata bahwa “Umat manusia bukanlah pusat dari kehidupan dan kebenaran, karena sebenarnya tidak ada pusat”. Namun, jika tidak ada prinsip-prinsip umum moralitas dan jika kenyataan ada karena terbangun dari unsur sosial; maka standart moralitas satu dengan yang lain adalah pasti sama. Jika demikian, sangatlah ironis bahwa postmodernisme masih bisa berbicara soal “sesuatu yang baik”, dimana mereka tidak percaya suatu standart “baik yang absolut”.
            Karena menolak nilai-nilai kebenaran umum yang bersifat sejarah maupun masa kini, postmodernisme membawa kehancuran bagi pendidikan secara umum, secara khusus bagi pengajaran sejarah, sains dan sosiologi yang telah dan sedang diterima sebagai kebenaran umum.             Namun, Postmodernisme sebenarnya sempat dianggap sebagai “penyelamat” bagi pendidikan Kristen. Hal ini dikarenakan paham modernisme, yang menyangkal keberadaan Tuhan; mengalami kepunahan sejak merebaknya paham postmodernisme dalam masyarakat, dimana postmodernis menolak semua “cara pandang umum/dunia” termasuk sains yang mengklaim mampu membuktikan adanya satu kebenaran. Namun sebenarnya, paham postmodernisme pun menolak pandangan kekristenan yang menganggap bahwa ada satu kebenaran di dunia, dimana Kristuslah satu-satunya kebenaran itu.
           
            Walaupun secara keseluruhan buruk, sebenarnya pandangan postmodernisme ini juga turut ambil bagian dalam penyesuaian dan percobaan metode dan pola pendidikan yang baik untuk anak didik; walaupun perlu juga memperhatikan dampak buruk “percobaan” ini pada murid.
            Ditinjau dari Filsafat Pendidikan Agama Kristen, postmodernisme sangat baik dalam hal pengembangan kreatifitas dalam berpikir dan pemaksimalan talenta anak. Anak juga diajar untuk mandiri dengan mempertanggung-jawabkan semua pilihannya yang dipilihnya sendiri. Namun dengan tanpa suatu standar moralitas dan kebenaran yang seharusnya menjadi tujuan mereka dalam belajar, murid-murid sangat rentan untuk menjadi pribadi yang irasional dan menympang. Bahkan yang lebih bahayanya lagi, semua perilaku irasional dan menyimpang itu dilakukan secara sadar dan tanpa memiliki rasa bersalah karena didasarkan atas “kebenaran yang absolute menurut dirinya sendiri”.

            Untuk menyikapi praktek-praktek pendidikan yang berdasar atas pandangan ini, para murid juga harus disadarkan bahwa kebenaran yang absolut itu ada; selain itu, para pendidik juga harus peka untuk terus mengarahkan anak didik pada suatu kebenaran yang absolut dalam masyarakat sebagai suatu pagar bagi seorang murid agar tidak menyimpang. 

No comments:

Post a Comment