SEJARAH
KRISTEN TAUHID
Tidak begitu jelas kapan dan bagaimana sejarah
kemunculan, pendirian dan penyebaran Kristen Tauhid di Indonesia.[1] Dari
sejumlah literatur yang diterbitkan, baik oleh kalangan ini[2]
maupun oleh pengritiknya,[3] hanya
didapati sejumlah tokoh kunci dari kelompok ini. Herlianto menyebutkan tiga nama yang
menurutnya “pelopor gerakan” Kristen Tauhid, yaitu Frans Donald, Ellen Kristi
dan Tjahyadi Nugroho. Frans Donald adalah seorang mantan jemaat gereja Katolik
Roma. Ia mengaku pernah berkelana berpindah-pindah agama, salah satunya adalah
Saksi Yehuwa, sebelum akhirnya memeluk ajaran Kristen Tauhid. Tokoh kedua,
Ellen Kristi, adalah seorang mantan anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Diponegoro. Dia alumnus sarjana
hukum Universitas Diponegoro dan Magister Filsafat Universitas Gajah Mada.
Sementara Tjahyadi Nugroho, ayah Kristi, adalah Ketua Assosiasi Pendeta
Indonesia yang merupakan organisasi pendeta-pendeta dalam kelompok Kristen
Tauhid.
Kristen Tauhid merupakan kelompok
yang menganut paham atau ajaran Unitarian, salah satu paham sekte
Kristen yang bermula di Eropa dan Amerika. Sehingga dapat dilihat bahwa
sesungguhnya ajaran yang dianut Kristen Tauhid bukanlah ajaran “asli”
Indonesia. Akan tetapi di Indonesia ajaran kelompok ini mengalami
kontekstualisasi berupa sintesa dengan ajaran agama Islam. Hal ini tampak dalam
seringnya penggunaan ayat-ayat Al Quran untuk membuktikan konsep Allah dalam
buku-buku yang mereka terbitkan.[4]
Karena paham Kristen Tauhid berasal
dari paham Unitarian, maka baik pula melihat sejarah gerakan ajaran Unitarian
ini. Sebagai sebuah ajaran teologis ajaran unitarian pertama kali tampil dalam
sejarah kekristenan ketika Arius, seorang Presbiter yang hidup di wilayah
keuskupan Aleksandria pada abad kedua, menyatakan keyakinannya yang menolak keilahian
Kristus dan bersikukuh menyatakan keesaan pribadi dan natur Allah. Sekalipun
ajarannya ditolak dan tulisan-tulisannya tidak dapat ditemukan kembali,
benih-benih ajaran Arius ini terus hadir dalam sejarah. Hingga akhirnya
tercatat kembali tokoh yang sepaham dengan Arius ini pada abad ke-16, sezaman dengan reformasi yang
dicetuskan Luther.
Terdapat dua tokoh penting ajaran
unitarian di zaman Reformasi, yaitu Michael Servetus dan Faustus Socianus.[5]
Michael Servetus adalah seorang dokter dan teolog asal Spanyol[6] yang
hidup pada tahun 1511-1553.[7]
Servetus menyangkal status Yesus sebagai Anak Allah dan pada tahun 1531 dia
menulis sebuah tulisan yang menentang doktrin Tritunggal berjudul On the
Errors of the Trinity in Seven Books.[8]
(1531). Karena buku tersebut Servetus dikejar-kejar oleh gereja (Katolik?)
hingga ia harus melarikan diri menuju Perancis. Dia dapat meloloskan diri dari
kejaran gereja selama beberapa dekade, namun kemudian ia dihukum mati pada
tahun 1553 oleh Yohanes Kalvin. Sementara itu Faustus Socianus yang hidup pada
tahun 1539-1604 berimigrasi ke Polandia “dalam mencari kebebasan agama.”
Socinus percaya bahwa Alkitab harus ditafsirkan secara rasional. Dia percaya
Allah adalah satu esensi dan esensi ini memiliki satu pribadi, yaitu Bapa.[9]
Kepercayaan mereka yang bercorak
Arianisme akhirnya menyebar ke Inggris. Seorang tokoh lulusan Oxford, John
Biddle yang hidup tahun 1615-1662, menjadi pelopor gerakan ini bahkan dikenal
sebagai Bapak Unitarian Inggris. Dia menulis buku berjudul A Confession Of
Faith Touching The Holy Trinity According To The Scripture. Biddle dibuang
karena kepercayaan sesatnya dan meninggal di penjara tahun 1662.[10] Pada
abad 18 ajaran unitarian ini akhirnya mulai mendapat penerimaan, dimana ketika
itu banyak orang yang sebelumnya telah memeluk paham rational supernaturalis
dan deist menerima ajaran Unitarian.[11] Para pemeluk ajaran Unitarian ini kemudian memiliki
organisasi sendiri ketika Theophilus Lindsey (1723-1808) mendirikan sebuah gereja di
London, Essex Street Chapel, pada tahun 1773.[12]
Perlahan tapi pasti ajaran unitarian
masuk ke benua Amerika di antara koloni-koloni Inggris. Pada akhir abad 18
ajaran unitarian diterima oleh 125 jemaat kongregasional di New England. Sejak
saat itu ajaran unitarian terus bertahan bahkan berkembang mempengaruhi
institusi-institusi pendidikan teologi ternama, seperti Harvard Divinity
School.
Di kemudian hari gereja unitarian ini bergabung dengan gereja universalis. [13]
Dasar Kepercayaan
Kristen Unitarian Indonesia[14]
1. Kami
percaya kepada satu-satunya Allah yang benar, YHWH (Yahweh), Allahnya Abraham
dan Israel, yang diperkenalkan Yesus sebagai Bapa. (Kel. 3:14,15; Ul. 6:4; Mzm.
139:7; Mat. 6:9; Mrk. 12:29; Yoh. 17:3; Kis. 3:13; 1 Tim. 6:16)
2. Kami
percaya kepada Yesus Kristus, anak Allah, permulaan ciptaan, malaikat
perjanjian, yang lahir dari perawan Maria, hidup tanpa dosa, mati disalib,
dikuburkan dan dibangkitkan Allah, yang ditinggikan Bapa menjadi Tuan, Kristus
dan Juruselamat, naik ke Surga dan akan datang kembali dalam kemuliaan. (Mikh.
5:1-3; Mal. 3:1; Mat. 1:23; 3:16-17; 12:40; 16:16; Yoh. 3:16; 17:3; Kis. 1:11;
2:36; 5:31; 1 Kor. 15:3-5; 1Ptr. 2:22-23; Why. 3:14)
3. Kami
percaya kepada Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang inti perintahnya
adalah kasih kepada Allah dan kepada sesama manusia, yang telah dijabarkan di
dalam kesepuluh perintah Allah. (Kel. 20:1-17; Yes. 45:23; Mat. 4:4,10;
5:17-10; Yoh. 10:35; 12:48; Ef. 6:17; 2Kor. 1:13; 2 Tim. 3:16-17; Ibr. 1:1)
4. Kami
percaya kepada Injil, yaitu kabar baik bahwa manusia dapat diampuni Allah dan
dibebaskan dari dosa, dan beroleh pengharapan atas kehidupan yang kekal. (Yoh.
1:12; 3:16; 11:12; 25-26; Rm. 1:16; Ef. 4:13; 1Tim. 2:5; Ibr. 2:14,15)
5. Kami
percaya kepada Roh Kudus, kuasa Allah, yang menyanggupkan manusia melakukan
kehendak Allah. (Yoh. 1:12; 14:16, 26; 15:26; 16:8-3; Ef. 3:9; 2Ptr. 1:3-4)
6. Kami
percaya kepada perubahan hidup yang harus menyertai baptisan air, sebagai
pengakuan iman, sehingga setiap orang percaya harus menjadi terang dalam
kehidupan sehari-hari. (Mzm. 1:2; Yeh. 4:34; 13:13-15; Mat. 5:14-16, 48; Luk.
12:8; Yoh. 14:15; Rm. 12:1-2; 1Kor. 6:19; Gal. 2:20; Flp. 2:5; Ibr. 12:14;
1Yoh. 5:3; Why. 14:12)
7. Kami
percaya bahwa Allah menyelamatkan setiap orang yang bersih tangannya dan suci
hatinya, dan bahwa iman adalah hubungan pribadi antara seseorang dengan Allah,
yang didasarkan hati nurani, akal sehat, dan pengalamannya, tanpa kekerasan dan
pemaksaan. (Yeh. 14:14; Yos. 24:15; Ul. 11:26-28; Mat. 5:9,14-16; 7:2,3-23;
22-37, 39; Luk. 10:25-37)
Pengajaran Roh Kudus
menurut Kristen Tauhid
Pandangan Kristen Tauhid mengenai Roh
Kudus tidak terlalu berbeda dengan pandangan Saksi-saksi Yehuwa. Roh Kudus
diartikan sebagai kekuatan, energi atau tenaga aktif yang keluar dari Allah.
Roh Kudus ditolak sebagai Oknum Allah dan juga ditolak sebagai Oknum
berpribadi.[15]
Menurut Kristen
Tauhid, doktrin tentang Roh Kudus sebagai pribadi ketiga Allah baru dicetuskan
pada Konsili Konstantinopel tahun 381. Dalam Konsili itu ditetapkan bahwa Roh
Kudus adalah “sang Tuhan, Pemberi Hidup, Yang ada dari Bapa, dan bersama dengan
Bapa dan Anak, Dia harus disembah dan dimuliakan.” Sejak saat itu, Roh Kudus
menjadi pribadi ketiga dari KeAllahan dengan dukungan penuh Kaisar Theodius I.
Aliran Kristen Tauhid memahami kata Roh dalam berbagai macam makna, antara lain: nafas (Ayb. 27:3), pribadi-pribadi yang mulia (Ibr. 1:14), pikiran/ kehendak (1 Kor. 2:11), Kuasa (Yl. 2:28), kuasa yang keluar dari Allah Bapa (Yoh. 15:26). Sekalipun memiliki berbagai personifikasi, Roh Kudus dilihat bukan sebagai pribadi khusus, dan bukanlah pribadi ketiga dari Keallahan. Bagi mereka, Alkitab jelas menyatakan bahwa Allah hanyalah Bapa, dan Yesus sebagai Tu(h)an (1Kor. 8:6), sedangkan Roh Kudus adalah kuasa Allah yang aktif bekerja untuk kebaikan manusia.
Aliran Kristen Tauhid memahami kata Roh dalam berbagai macam makna, antara lain: nafas (Ayb. 27:3), pribadi-pribadi yang mulia (Ibr. 1:14), pikiran/ kehendak (1 Kor. 2:11), Kuasa (Yl. 2:28), kuasa yang keluar dari Allah Bapa (Yoh. 15:26). Sekalipun memiliki berbagai personifikasi, Roh Kudus dilihat bukan sebagai pribadi khusus, dan bukanlah pribadi ketiga dari Keallahan. Bagi mereka, Alkitab jelas menyatakan bahwa Allah hanyalah Bapa, dan Yesus sebagai Tu(h)an (1Kor. 8:6), sedangkan Roh Kudus adalah kuasa Allah yang aktif bekerja untuk kebaikan manusia.
Berikut dukungan-dukungan Alkitab yang
dipakai oleh Kristen Tauhid yang memaparkan betapa lemahnya pandangan Roh Kudus
sebagai pribadi Allah ketiga apabila kita mengacu kepada Alkitab : [16]
1. Allah memiliki nama yaitu Yahweh (Keluaran
3:15), dan Kristus memiliki nama yaitu Yesus (Lukas 1:31,32). Tetapi siapakah
nama Roh Kudus ?
2.
Ketika Yesus mengungkapkan kedekatanNya dengan Allah, maka Dia menyatakan : “…
tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa
selain Anak …” (Matius 11:27). Mengapa Roh Kudus tidak mengenal Anak ? Atau
mengapa Roh Kudus tidak mengenal Bapa ?
3.
Salam yang dituliskan oleh Paulus kepada setiap jemaat yang menerima suratnya
menyebutkan Bapa dan Yesus tetapi mengapa tidak menyebutkan Roh Kudus ?
4.
Mengapa meterai bagi orang percaya yang menang di akhir zaman hanyalah meterai
dari nama Bapa dan nama Yesus (Wahyu 14:1) ?
5.
Mengapa Rasul Paulus menyatakan bahwa Kerajaan itu adalah Kerajaan Allah dan
Kristus, dan tidak memasukkan Roh Kudus ke dalamnya (Efesus 5:5) ?
6.
Mengapa hanya ada 2 tahta, dan Roh Kudus tidak mendapat tahta (Wahyu 22:1) ?
7.
Mengapa ada 7 Roh Allah (Wahyu 4:5) ?
8.
Sebenarnya Roh Kudus itu Roh Allah atau Roh Kristus (Roma 8:9) ?
9.
Jika Roh Kudus adalah pribadi mengapa, Roh yang ada pada Musa bisa dibagi-bagi
dengan para penatua Israel yang lain (Bilangan 11:17) ?
Evaluasi
1. Allah
bernama Yahweh Kel 3:15, Yesus punya nama (Lukas 1:31) tapi Roh Kudus tidak
punya nama, maka dari itu Roh Kudus bukan pribadi.
Ø Mengatakan
bahwa pribadi harus mempunyai nama spesifik agaknya melihat pribadi roh kudus
dengan tidak adil. Ketika kita
mengatakan adonai, kita bisa langsung mengaitkannya dengan allah bapa di
PL. padahal kita tidak mengatakan
yahweh. Adonai sebagai sebutan, maka
parakletos juga dapat kita lihat sebagai sebutan. Lagipula ruah dalam ibrani adalah merupakan
sebutan bagi roh kudus. Jadi bukan
berarti roh kudus tidak dinamakan maka dia bukan pribadi. Kalau saya tidak tahu nama kamu, apakah
berarti kamu bukan orang? Apabila saya
tidak tahu nama roh kudus lalu roh kudus bukan pribadi? Dalam amanat agung, Yesus mengatakan untuk
membaptis orang dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kalimat ini bisa berarti, dalam nama Bapa,
dalam nama Anak dan dalam nama Roh Kudus.
Jadi tidak tepat jika mengatakan Roh Kudus bukan pribadi karena tidak
bernama.
2. Matius
11:27; Yesus dekat dengan Bapa melebihi siapapun, hanya anak yg mengenal bapa;
kalau begitu Roh Kudus tidak mengenal Bapa dan Roh Kudus tidak berada pada satu
level yg sama.
Ø Konteks
ayat ini adalah otoritas Yesus untuk mewahyukan Bapa. Tidak ada statement valid bahwa Roh Kudus
tidak ikut mewahyukan mengenai Bapa dalam konteks ini. Roh Kudus malah menjadi kesaksian internal
akan pewahyuan Allah melalui Yesus dan melalui alkitab. Jadi kritik Tauhid dalam teks ini tidak
memperhitungkan konteks. Ayat ini adalah
bagian dari konfirmasi keilahian Yesus.
3. Salam
paulus kepada jemaat tidak menyertakan roh kudus
Ø Istilah
trinitas muncul belakangan. Bisa jadi
paulus belum merumuskan trinitas, namun pengajarannya mengenai Roh Kudus
sebagai pribadi sangat kental. Dalam 2
kor 3:17, Paulus mengatakan bahwa the lord is the spirit. Maka kita bisa mengatakan bahwa the spirit is the lord. Ho kurios adalah ho pneumatos, ho pneumatos
adalah ho kurios.
4. Wahyu
14:1; materai hanya atas nama Bapa dan Yesus, tidak ada Roh Kudus
Ø Kalau
begitu bagaimana kita menafsirkan wahyu 22:17?
The spirit and the bride say, come;
visi Bapa dan Yesus bersebelahan muncul dalam konteks pembuktian keilahian
Yesus. Dalam Wahyu 22:17 malah The Spirit ditunjukkan sebagai pribadi
bukan sebagai sekedar kuasa. Kata kerja legousin juga merujuk pada kata ganti
orang yang jamak. Dengan demikian Wahyupun menyajikan Ho Pneuma sebagai seorang pribadi. Soal kenapa Roh Kudus tidak muncul di tahta,
itu karena konteks tahta selalu bicara soal keilahian Yesus.
5. Efesus
5:5; Paulus mengatakan bahwa Kerajaan adalah milik Bapa dan Yesus, Roh Kudus
tidak masuk.
Ø Efesus
4:30 Paulus bilang dosa kita membuat Roh Kudus sedih. Berarti yg sedih cuma Roh Kudus, Bapa sama
Yesus tidak sedih. Ini adalah argument from silence, Paulus tidak
eksplisit mengatakan bahwa Roh Kudus bukan allah. Dia hanya menyebut kerajaan Yesus dan Bapa,
bukan “kerajaan bukan milik roh kudus”.
DAFTAR
PUSTAKA
Herlianto.
Kristen Tauhid, Siapa dan Bagaimana Ajaran Mereka?. Tanpa
tempat: Penerbit Mitra Pustaka, 2007.
Smith, Jonathan Z. (ed.). HarperCollins
Dictionary of Religion. New York, NY: HarperCollins,1995.
Rhodes, Ron. The Challenge of the Cults and New Religion. Grand Rapids,
MI: Zondervan, 2001.
Nichols, Larry A., Matter, George A. dan Schmidt, Alvin J. Encyclopedic
Dictionary of Cults, Sects, and World Religions. Grand Rapids, MI: Zondervan,
2006.
DAFTAR RUJUKAN
[1]Organisasi gereja yang memeluk
ajaran ini adalah Gereja Jemaat Allah Global Indonesia (GJAGI). Herlianto,
Kristen Tauhid, Siapa dan Bagaimana Ajaran Mereka? (Tanpa tempat: Penerbit
Mitra Pustaka, 2007) 6
[2]Cukup minim jumlahnya dan
kebanyakan serupa traktat atau buku kecil dan tipis.
[3]Sejauh ini baru diketahui satu
buku yang khusus diterbitkan untuk mengkritik ajaran ini.
[5]Jonathan
Z. Smith (ed.), Harper-collins
dictionary of religion (New York, NY: HarperCollins,1995) 1109
[9]Rhodes,
The Challenge 232
[11]Larry
A. Nichols, George A. Matter dan Alvin J. Schmidt, Encyclopedic Dictionary
of Cults, Sects, and World Religions (Grand Rapids, MI: Zondervan, 2006)
308
[13]Rhodes,
The Challenge 234-35
[15]Herlianto. Kristen Tauhid:
Siapa dan Bagaimana Ajaran Mereka (Bandung: Penerbit Mitra Pustaka, 2007),
53.
No comments:
Post a Comment